Mobil
Otonomos Google Tanpa Setir dan Pedal Gas

Sumber : - | Author :
Automotive News
Mobil Otonomos Google Mirip Smart ForTwo dengan dua pintu dan
muat dua penumpang.
TERKAIT
- Penggunaan Kacamata Google di Mobil Masih Kontroversial
- Berkunjung ke Museum Ducati via Google Maps
- Google Panik “Glass” Dilarang di AS
- Teknologi Otonomos Google Bergulir Duluan
California, KompasOtomotif — Setelah melewati berbagai pengembangan teknologi otonomos,
perusahaan mesin pencari di internet, Google, bersiap meluncurkan prototipe
mobil yang mampu melaju tanpa sopir. Proses memperkenalkan mobil tanpa kemudi
serta pedal gas dan rem ini pun dilakukan melalui rilis foto.
Dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Rancho Palos
Verdes, California, Selasa (27/5/2014), Co-Founder Google, Sergey Brin,
mengatakan, 100 unit dengan tenaga listrik akan digunakan untuk memperkenalkan
teknologi tersebut agar lebih dekat ke masyarakat.
New York Times, Selasa
(27/5/2014) malam, menginformasikan, mobil-mobil tersebut dibuat oleh
manufaktur asal Detroit, tetapi mereka tidak menyebut identitas asli perusahaan
tersebut. Google menjelaskan beberapa hal, yakni uji coba yang akan dimulai
pada musim panas (April–Oktober), versi awal masih memiliki kontrol manual buat
penumpang, dan mobil tersebut akan dites oleh pengemudi perusahaan.
Ambisi
Dengan memproduksi prototipe, Google memasuki babak baru hasil ambisi mereka dalam menciptakan kendaraan otonomos. Jika versi produksi dari mobil ini bisa muncul lebih cepat, berarti mereka bisa mengungguli produsen otomotif seperti Volvo Car Corp dan Nissan Motor Corp, yang mengatakan siap memasarkan produk otonomos, paling cepat pada tahun 2020.
Dengan memproduksi prototipe, Google memasuki babak baru hasil ambisi mereka dalam menciptakan kendaraan otonomos. Jika versi produksi dari mobil ini bisa muncul lebih cepat, berarti mereka bisa mengungguli produsen otomotif seperti Volvo Car Corp dan Nissan Motor Corp, yang mengatakan siap memasarkan produk otonomos, paling cepat pada tahun 2020.
Riset Google telah dilakukan sejak 2009. Awalnya, mereka
hanya menggunakan kendaraan yang dilengkapi dengan sensor, laser, radar,
komputer pintar yang bisa membuat pemetaan, dan perangkat lunak untuk mengemudi
yang bisa digunakan untuk mengendalikan fungsi mobil secara otomatis. Google
mengklaim, unit itu telah berjalan sejauh lebih dari 1,1 juta km.
Mobil kompak
Dari foto bisa terlihat, mobil otonomos Google mirip dengan Smart ForTwo yang memiliki dua pintu dan dua tempat duduk. Namun, tidak ada kemudi ataupun pedal gas dan rem di dalamnya. “Mobil ini tidak butuh itu. Perangkat lunak dan sensor yang melakukan semua tugas tersebut,” tulis Chris Urmson, Director of Google’s Self-driving Car Project, dalam blog perusahaan.
Dari foto bisa terlihat, mobil otonomos Google mirip dengan Smart ForTwo yang memiliki dua pintu dan dua tempat duduk. Namun, tidak ada kemudi ataupun pedal gas dan rem di dalamnya. “Mobil ini tidak butuh itu. Perangkat lunak dan sensor yang melakukan semua tugas tersebut,” tulis Chris Urmson, Director of Google’s Self-driving Car Project, dalam blog perusahaan.
“Kami telah bekerja dengan partner dari Detroit, Jerman, dan
California. Prototipe ini bisa menerima alamat yang diberikan penumpang, lalu
mengantarkannya ke sana dengan aman,” tambah Brin.
2025
Menurutanalisis yang dibeberkan IHS Automotive, dua dekade lebih dari sekarang, kendaraan otonomos akan mendominasi pasar saat jumlah unit baru pada 2035 bisa mencapai 11,8 juta unit. Kemudian, pada 2050, semua kendaraan sudah bersistem otonomos.
Estimasi harga pasaran per unit pun "hanya" Rp 81 juta–Rp 116 juta pada 2025. Kenapa murah? Pada masa itu, teknologi tersebut bukan lagi barang istimewa yang diganjar dengan banderol tinggi.
Menurutanalisis yang dibeberkan IHS Automotive, dua dekade lebih dari sekarang, kendaraan otonomos akan mendominasi pasar saat jumlah unit baru pada 2035 bisa mencapai 11,8 juta unit. Kemudian, pada 2050, semua kendaraan sudah bersistem otonomos.
Estimasi harga pasaran per unit pun "hanya" Rp 81 juta–Rp 116 juta pada 2025. Kenapa murah? Pada masa itu, teknologi tersebut bukan lagi barang istimewa yang diganjar dengan banderol tinggi.
Sumber: Automotive News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar